AJA Membahas Rencana Konferensi Jurnalis Dunia 2021

Manama – Asosiasi Jurnalis Asia (­­The Asia Journalists Association – AJA) mengadakan pertemuan virtual ke-17. Salah satu agendanya adalah membahas rencana Konferensi Jurnalis Dunia 2021.

Di pertemuan virtual tersebut, sebagaimana dilansir dari The AsiaN, hadir beberapa jurnalis anggota AJA, dari Korea di Timur sampai Jerman di Barat.

Dalam suasana yang menyenangkan, para peserta bertukar ucapan selamat Tahun Baru Imlek. Seok-Jae, salah satu peserta, menceritakan pengalaman perayaan Imlek bersama keluarganya di ibu kota Korea, Seoul.

Pendiri AJA Sang-ki Lee menjelaskan pertemuan tersebut membahas Konferensi Jurnalis Dunia (WJC) yang akan berlangsung 18 April 2021. WJC adalah acara tahunan yang diselenggarakan oleh Asosiasi Jurnalis Korea (JAK) dalam kemitraan dengan AJA, dan dihadiri oleh jurnalis dari berbagai negara di seluruh dunia.

Tema WJC sedang ditinjau oleh komite ahli untuk melihat relevansinya dewasa ini, terkait dengan jurnalisme dari sisi kebijakan, tantangan, dan situasi actual yang dihadapi, terutama di tengah situasi pandemic COVID-19.

Pada pertemuan berikutnya, para peserta sepakat untuk gladi resik presentasi supaya para pembicara dapat menyampaikan idenya sesuai dengan waktu yang disediakan. Mereka berharap Presiden AJA Ashraf Aboul-Yazid menyetujui usulan ini.

Baca Juga: Pernyataan AJA Terkait Krisis Politik di Myanmar

Hassan dan Ghena masing-masing berbicara tentang situasi di Jerman dan Lebanon. Sementara Gunjeet merujuk pada keterlibatan para jurnalis terkait unjuk rasa petani di India.

Kuber menyoroti situasi di Nepal terkait jurnalis dan undang-undang yang tengah dalam pembahasan. Rancangan UU tersebut menjadi kontroversi karena membatasi perjalanan bagi banyak wanita ke Timur Tengah atau Afrika.

Ivan dan Norila menyerukan perhatian lebih besar terhadap situasi wartawan di media pasca COVID-19.

Ashraf Aboul-Yazid menyerukan pengembangan jurnalisme kesehatan untuk membantu pembaca, pendengar dan pemirsa lebih mengapresiasi pesan-pesan yang sampai kepada mereka mengenai masalah dan kasus kesehatan. Juga soal peran jurnalis dan media terhadap tren berita bohong yang meresahkan hidup bersama.

Di kesempatan tersebut, Sang-ki mendesak anggota AJA untuk mengirimkan laporan mereka tentang situasi COVID -19 di negara masing-masing. Laporan tersebut nantinya diterjemahkan ke dalam bahasa Korea sebelum menerbitkannya.

AJA telah mengadakan pertemuan Zoom secara teratur sejak pertama kali diadakan secara virtual pada 9 Juli 2020 setelah pandemic COVID-19.

Oleh Habib Toumi

Foto: The AsiaN

Share this post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *