Ansu Fati Jadi Penyelamat Barcelona di Bursa Transfer dan Krisis Finansial Klub
Covid-19 mendorong krisis ekonomi di banyak sektor. Termasuk di dalamnya industri sepakbola. Raksasa Spanyol, FC Barcelona tak luput dari deraan krisis. Kondisi semakin parah saat nilai pemain senior mereka pun turun, termasuk superstar mereka, Messi!!!
Menurut catatan Transfermarkt, nilai Messi didevaluasi karena usianya sehingga turun € 12 juta menjadi € 100 juta saja. Nilai boleh turun, tetapi secara pribadi Messi pasti punya keinginan untuk digaji dengan besar. “Jika Messi pergi dengan status bebas transfer di musim panas tahun depan, pertama-tama dia harus menemukan klub yang memenuhi tuntutan gajinya yang tinggi. Dari sudut pandang fans, menyelesaikan karirnya di FC Barcelona akan sangat diinginkan,” kata Tobias Blaseio, Manajer Transfermarkt area Spanyol.
Banyak pemain Barca senasip dengan Messi. Penurunan nilai terbesar ada pada diri Sergi Roberto, yang turun dari € 40 juta menjadi € 20 juta. Lalu ada Griezmann (-16 menjadi 80 juta), Sergio Busquets (-13 menjadi 15 juta) dan Samuel Umtiti (- 12 sampai 20 juta).
Pemain bintang yang ada nilainya turun. Pemain bintang lain dilepas juga tidak bisa dengan nilai yang bagus. Klub yang ingin belanja pemain juga sangat berhati-hati mengeluarkan uang pasca pandemi. Akibatnya, walau berhasil menjual Arthur Melo, Arturo Vidal, dan Luis Suarez namun Barca tak bisa mendatangkan pemain bintang lainnya.
Blaugrana praktis hanya mampu mendatangkan Miralem Pjanic (gelandang), Sergiño Gianni Dest (bek), Matheus Fernandes (gelandang), Francisco Trincão (striker), Pedro González López yang akrab dipanggil Pedri (stiker). Dari semua nama itu hanya Pjanic berstatus bintang dan senior. Sedangkan lainnya masih muda dan lebih sebagai Investasi masa depan.
Sementara Memphis Depay yang merupakan salah satu target utama Barcelona gagal didapatkan. Padahal Olympique Lyon selaku pemilik sang pemain sudah memberikan diskon pada hari terakhir bursa transfer.
“Kami telah mencoba untuk meningkatkan skuat dan di beberapa posisi kami bisa, sedangkan di beberapa lainnya tidak bisa. Itu karena situasi keuangan klub, jadi kami harus menerimanya dan terus bekerja,” kata pelatih Barcelona, Ronald Koeman di situs resmi klub.
Krisis finansial tidak hanya menjadikan Barcelona tak mampu mendatangkan sejumlah pemain incarannya, tetapi belum lama ini klub kembali memangkas gaji pemain. Hal ini tak lepas setelah Barcelona mengumumkan rugi setelah potong pajak senilai 97 juta euro (Rp1,67 triliun) selama tahun anggaran 2019/2020 akibat pandemi Covid-19.
Harapan itu Ada Pada Ansu Fati
Di tengah situasi tidak menentu, untunglah Barcelona punya sosok Ansu Fati. Ronald Koeman memberikan kepercayaan besar pada pemain yang memulai debutnya di tim senior pada musim lalu. Penyerang kelahiran 31 Oktober 2002 itu berhasil melesakkan tujuh gol dari 24 laga di bawah asuhan Ernesto Valverde.
Kini di bawah tangan dingin Koeman, pemuda 17 tahun itu selau turun sebagai starter dalam tiga laga pertama Barcelona di Liga Spanyol musim ini. Di laga pertama kontra Villarreal, Fati yang lahir di Guyana-Bissau itu memborong dua gol Barcelona. Timnya pun menang telak 4-0.
Korban berikutnya adalah Celta Vigo. Di pertandingan itu Fati turut menyumbang 1 gol dalam hasil akhir 3-0. Di laga berikutnya, Fati gagal mencetak gol saat melawan Sevilla. Pada pertandingan yang berakhir 1-1 itu penampilan Fati tetap memukai di hadapan sang pelatih.
Di laga internasional, Fati membela Spanyol karena mendapat naturalisasi. Namanya semakin harum tatkala diturunkan saat Spanyol berhadapan dengan Ukraina pada laga kedua Liga A Grup 4 UEFA Nations League 2020-2021, Minggu 6 September 2020.
Fati berhasil menyumbang satu gol dalam kemenangan 4-0 Tim Matador atas pasukan Andriy Shevchenko. Satu golnya membuat Fati tercatat sebagai pencetak gol termuda dalam sejarah timnas Spanyol, yakni saat berusia 17 tahun 331 hari. Dia memecahkan rekor berusia 95 tahun yang dipegang Juan Errazquin, yang kala itu mencetak gol di usia 18 tahun dan 344 hari.
Berdasarkan catatan Opta, Ansu Fati yang sudah total mencetak 11 gol itu ternyata jauh lebih efisien dan mematikan ketimbang Lionel Messi, Robert Lewandowski, dan Kylian Mbappe. Walau kalah dalam jumlah gol, tapi Ansu Fati menghasilkan 11 gol hanya dari 17 shots alias 64,7% per gol. Sementara Messi melepaskan 98 shots alias 32,7 shots per gol tuk menghasilkan 32 gol. Adapun Lewandowski dengan 50 gol harus membuat 106 tembakan atau setara 47,2% per gol. Dan Mbappe punya 79 atau 36,7% tuk memperoleh 29 gol.
Tidak mengherankan, di saat bintang-bintang Barcelona terdevaluasi, tapi nilai Fati melesat. Nilainya yang semula € 50 juta menjadi € 80 juta, setara dengan Griezmann. Masa depannya pun akan tampak cerah.
Namun, Koeman mengingatkan bahwa Fati masih harus banyak belajar. Di usia muda dan sudah memainkan tiga pertandingan berturut-turut di level yang begitu tinggi berarti dia sangat bagus, bakat yang hebat. “Tentu saja dia masih harus banyak belajar, tapi dia adalah anak laki-laki yang ingin terus belajar. Dia berlatih setiap hari untuk berkembang, jadi kami di sini untuk membantunya,” turur Koeman.
(Ag/Ag)
Leave a Reply