LG Konfirmasi Menutup Bisnis Ponselnya

LG Electronics resmi menutup bisnis ponsel miliknya secara keseluruhan. Keputusan itu diumumkan langsung oleh dewan direksi LG pada Senin, 5 April 2021.

Keputusan ini dibuat setelah 26 tahun kondisinya pasang surut. “LG telah gagal menanggapi dengan baik persaingan yang semakin ketat dengan dua pemain teratas di pasar smartphone kelas menengah. Perusahaan telah memutuskan untuk menggunakan sumber daya internal secara efisien dan fokus pada bisnis yang kompetitif untuk pertumbuhan di masa depan,” dari sumber LG Electronics sebagaimana dikutip The Korea Herald.

Ke depan, LG akan berhenti memproduksi ponsel pada bulan Juni, tetapi akan mempertahankan aset teknologinya dan pengetahuan dari bisnis untuk bisnis inti unit ponsel. Hal tersebut meliputi telekomunikasi 6G, kamera seluler, dan perangkat lunak. Selain itu, LG akan melanjutkan bisnis di bidang TV, peralatan rumah tangga, suku cadang mobil, dan robot. “Penelitian tentang teknologi yang relevan akan dilanjutkan di bawah Kantor CTO.”

Sebelumnya, LG telah berupaya untuk menjual bisnis ponselnya. Perusahaan sempat menjalin komunikasi dengan konglomerat Vietnam Vingroup, tetapi gagal menghasilkan kesepakatan karena mereka tidak dapat menentukan harga.

Masalah paling kontroversial terkait keluarnya LG dari bisnis ponsel adalah nasib 3.400 tenaga kerjanya. Terhadap mereka, perusahaan akan merelokasi dan menugaskan kembali tenaga kerja sesuai dengan kemampuan individu ke afiliasi dan bisnis LG lainnya. Relokasi tenaga kerja akan membantu perusahaan bersiap untuk era baru Artificial Intelligent of Everything yang terhubung erat.

Baca Juga: Tren Mobil Listrik: LG Chem Lahirkan LG Energy Solutions, MIND ID Lahirkan Holding PT Indonesia Battery

Sebagai informasi, bisnis ponsel LG dimulai pada tahun 1995. Menjadikannya perusahaan pertama di dunia yang mengkomersialkan telepon CDMA pada bulan Februari 1995.

Ponsel LG mulai mendapatkan ketenaran secara lokal dengan merek pertamanya, Cion, pada Mei 1998. Kemudian diubah menjadi Cyon. Unit telekomunikasi LG bergabung dengan LG Electronics pada tahun 2000. Di tahun 2005, ponsel LG mulai mendunia dengan merk “Chocolate.” Perusahaan tersebut menjual lebih dari 10 juta unit model tersebut hingga April 2006. Secara global, penjualannya lebih dari 20 juta unit.

Ponsel LG lainnya yang dikenal secara global seperti Shine pada tahun 2008, dan ponsel KP100 dan KG270. Hingga 2008, LG adalah produsen ponsel terbesar ketiga di dunia. Kemudian Apple datang di tahun 2009 dengan iPhone. Sejak saat itulah bisnis ponsel LG limbung. Ditambah lagi pesaing dari negara sendiri Samsung dan sederet ponsel dari Negeri Tirai Bambu.

Tampaknya, LG terlambat terjun ke pasar smartphone saat meluncurkan Optimus G pada tahun 2012. Sempat mendapatkan kembali reputasinya dengan G3 pada tahun 2014, setelah menjual 10 juta unit secara global. Namun dengan peluncuran V10 pada tahun 2015, bisnis telepon perusahaan mulai menurun karena produk tersebut memiliki cacat teknologi.

Setelah membuang merek seri G dan V, LG berjuang untuk menghidupkan kembali bisnis smartphone-nya dengan LG Velvet dan LG Wing pada tahun 2020, tetapi keduanya gagal mencapai angka 100.000 penjulan untuk pasar domestik. 

Sejak kuartal kedua 2015, bisnis ponsel cerdas LG telah mengakumulasi defisit operasi sekitar 5 triliun won (USD4,4 miliar) pada tahun 2020. Menurut peneliti pasar yang berbasis di AS, Strategy Analytics, LG berada di posisi kesembilan dalam volume penjualan ponsel pintar global dengan pangsa pasar global 2,2 persen pada kuartal ketiga tahun lalu.

Dengan penarikan LG dari pasar smartphone global, pertanyaannya adalah: Akankah Samsung tetap kompetitif dalam bisnis smartphone yang kejam?

Baca Juga: Bos Samsung Meninggal, Menyisakan Drama Suksesi

Di tahun lalu, pangsa Samsung di pasar smartphone global gagal mencapai angka 20 persen untuk pertama kalinya dalam 10 tahun. Meskipun Samsung masih memimpin dengan 19,5 persen, Apple dan Huawei mengikuti di belakang dengan masing-masing 15,5 persen dan 14,4 persen.

Tetapi pada bulan Januari, Apple mengambil posisi teratas setelah merilis iPhone 5G pertamanya. Hal ini kembali membuat Samsung ketar-ketir.

Setelah mundurnya LG, tampaknya vendor ponsel Tiongkok Xiaomi ingin mengisi kekosongan yang ditinggalkan LG di pasar Korea. Xiaomi telah meluncurkan smartphone 5G-nya dengan diskon lebih besar demi meraup pasar 5G yang berkembang pesat di Korea.

Tidak hanya itu, Xiomi juga bertarung dengan Samsung. Untuk pasar Korea, vendor yang juga populer di Indonesia telah merilis ponsel lipat yang mirip dengan Samsung Galaxy Fold tetapi dengan harga sekitar setengahnya.

Foto: Gizmologi

(Ag/Ag)

Share this post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *