Telemedis Disiapkan Setelah Dokter Magang Korsel Ancam Mundur

Hari ini, Senin 19 Februari 2024, para dokter magang di rumah sakit umum besar di wilayah ibukota Korea Selatan akan menyerahkan surat pengunduran diri secara massal.

Menurut KBS, hal ini sebagai bentuk protes atas rencana pemerintah yang akan menambah kuota penerimaan mahasiswa baru fakultas kedokteran.

Baca Juga: Momen Marselino Ferdinan dan Sandy Walsh Nyoblos di Belgia

Aksi kolektif tersebut merupakan bagian dari protes terhadap keputusan pemerintah untuk menambah 2.000 kursi pada kuota pendaftaran mahasiswa kedokteran dari total 3.058 kursi yang sudah ada saat ini.

Para dokter dan mahasiswa kedokteran telah menyuarakan penolakan terhadap rencana pemerintah tersebut dengan alasan bahwa jumlah dokter sudah mencukupi dan peningkatan kuota mahasiswa kedokteran akan mengakibatkan perawatan medis yang tidak diperlukan.

Para dokter magang tersebut berasal dari “Lima Besar” rumah sakit di Seoul. Mereka berencana untuk menyerahkan surat pengunduran diri mereka di hari ini, dan berhenti bekerja pada pukul 6 pagi hari Selasa, 20 Februari 2024.  

Baca Juga: Korsel Sahkan UU Larangan Konsumsi Daging Anjing, Indonesia Bakal Nyusul?

Sementara para dokter magang di bidang pediatri dan sejumlah departemen lain di Rumah Sakit Pesangon, memutuskan untuk menyerahkan surat pengunduran diri pada hari Senin dan langsung berhenti bekerja.

Menurut Kementerian Kesehatan, hingga pukul 18.00 hari Jumat, 16 Februari 2024, sekitar 715 dokter magang dari 23 rumah sakit telah menyerahkan surat pengunduran diri mereka. Namun belum ada yang diterima hingga hari Jumat. Kementerian mengeluarkan perintah untuk kembali bekerja bagi 103 residen yang belum muncul untuk bekerja.

Para mahasiswa kedokteran juga diketahui turut bergabung dalam aksi protes tersebut. Asosiasi Mahasiswa Kedokteran Korea (KMSA) mengumumkan pada hari Sabtu, 17 Februari 2024, bahwa perwakilan mahasiswa dari 40 sekolah kedokteran memutuskan untuk meneruskan rencana cuti bersama mulai hari Selasa.

Dari 40 sekolah tersebut, 160 mahasiswa kedokteran dari Universitas Wonkwang di Provinsi Jeolla Utara pun telah mengajukan permohonan cuti.

Baca Juga: Ada Merah Putih di Namsan Tower dan Balai Kota Seoul di Hari Kemerdekaan RI

Menyikapi hal tersebut, pemerintah Korea Selatan akan sepenuhnya memperluas layanan telemedis jika ancaman berhentinya para dokter magang terjadi secara massal. Di lain pihak, pemerintah menentang aksi protes tersebut karena meningkatkan kekhawatiran akan kekosongan layanan kesehatan yang berdampak pada masyarakat dan berpotensi merugikan pasien darurat.

“Untuk memastikan pasien kronis dan ringan tidak menghadapi kesulitan dalam mengakses fasilitas medis selama masa aksi kolektif, (pemerintah) berencana untuk sepenuhnya mengizinkan konsultasi medis non-kontak,” kata Perdana Menteri Han Duck-soo dalam pertemuan darurat dengan para menteri terkait di Seoul, Senin, 19 Februari 2024.

Layanan telemedis di Korea Selatan atau metode pemberian layanan kesehatan jarak jauh oleh tenaga kesehatan dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi telah diizinkan Korea Selatan sejak 2020.

Pada Desember 2023, pemerintah memperluas layanan telemedis kepada pasien yang pertama kali berkonsultasi di daerah terpencil pada malam hari dan hari libur.

Baca Juga: Banjir yang Membuat Rakyat Korea Mengalami ‘Fobia Bawah Tanah’

PM Han juga menegaskan kembali rencana pemerintah untuk menetapkan total 409 rumah sakit dengan ruang gawat darurat untuk berada dalam mode siaga darurat yang bertujuan untuk meminimalkan potensi gangguan dalam perawatan pasien darurat.

Sebanyak 2,700 dokter magang dan dokter residen di lima rumah sakit umum besar di Korea Selatan yang berperan penting dalam menyediakan perawatan medis kritis bersiap untuk mengajukan pengunduran diri secara massal pada Senin malam.

Share this post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *