Tiga Menit Bersejarah: Sambungan Telepon Kedua Korea Telah Dipulihkan

Korea Selatan dan Korea Utara telah memulihkan saluran telepon diplomatik yang diputus Korut setahun lalu. Kedua negara semenangjung ini sepakat untuk memasuki babak baru dalam mewujudkan perdamaian.

Dikutip dari The Korea Herald, Selasa, 27 Juli 2021, Presiden Korea Selatan Moon Jae-in dan Pemimpin Tertinggi Korea Utara Kim Jong Un saling berkirim surat sejak April. Akhirnya, kedua pemimpin sepakat untuk menyambungkan kembali sambungan telepon.

“Kedua pemimpin berbagi pemahaman untuk memulihkan rasa saling percaya dan sekali lagi mendorong hubungan mereka ke depan,” kata Park Soo-hyun, Sekretaris Senior Komunikasi Publik Moon.  

Baca Juga: Reunifikasi Semenanjung Korea Melalui Think Tank 2022

Sebelumnya, Korea Utara memutuskan sambungan telepon pada Juni 2020 ketika hubungan lintas perbatasan memburuk setelah pertemuan puncak kedua yang gagal pada Februari 2019 antara Kim Jong Un dan mantan Presiden AS Donald Trump, yang dimediasi Moon Jae-in.

Langkah itu diikuti dengan penghancuran kantor penghubung bersama di Korea Utara yang telah didirikan pada 2018 untuk membina hubungan yang lebih baik, membawa hubungan dua Korea ke titik terendah.

Kementerian Unifikasi, yang menangani urusan antar-Korea, mengonfirmasi saluran telepon yang dipasang di Panmunjom, desa perbatasan yang netral (Zona Demiliterisasi Korea, DMZ –Demilitarized Zone), telah dipulihkan. “Kami mencoba melakukan panggilan pertama pada pukul 10 pagi, tetapi percakapan sebenarnya dimulai sedikit telat yakni pukul 11 ​​pagi karena beberapa masalah teknis. Percakapan pertama berlangsung sekitar tiga menit,” kata seorang pejabat Kementerian Unifikasi tanpa menyebutkan nama.

Lalu, Kementerian pertahanan Seoul mengatakan bahwa saluran telepon militer diuji pada Selasa dan komunikasi reguler dua kali sehari akan dilanjutkan.

“Untuk Selatan, masalah yang paling mendesak adalah membuka kembali saluran komunikasi dengan Utara. Kami akan terus bekerja untuk pemulihan total. Mempertimbangkan pembatasan kontak tatap muka di tengah COVID-19, kami juga berencana untuk membuat sistem baru untuk pertemuan virtual untuk pembicaraan yang lebih lancar antara kedua Korea,” kata pejabat kementerian itu.

Mengutip kesepakatan bersama yang dibuat antara kedua Korea, kedua belah pihak memilih untuk berhati-hati mengelaborasi lebih lanjut tentang beberapa masalah sensitif, seperti permintaan maaf dari Korea Utara atas perusakan kantor penghubung tahun lalu. Atau apakah ada prasyarat untuk memulai kembali pembicaraan antar-Korea secara resmi.

“Pemulihan sambungan telepon ini adalah titik awal dari dialog yang ditangguhkan antara kedua Korea. Belum ada hal spesifik yang dibahas,” kata pejabat Cheong Wa Dae.

Baca Juga: Ada Wakil Indonesia dalam Festival Perdamaian DMZ 2020 di Korea yang Berjalan Sukses

Sementara itu, Korea Utara juga mengkonfirmasi kesepakatan terbaru pada hari sebelumnya, mengatakan restorasi akan memainkan peran positif dalam meningkatkan hubungan antara kedua belah pihak.

Yang jelas, kedua Korea berharap pemulihan komunikasi antara Selatan dan Utara akan berdampak positif bagi kemajuan dan perkembangan hubungan antar-Korea.

“Para pemimpin tertinggi Korea Utara dan Selatan sepakat untuk membuat langkah besar dalam memulihkan rasa saling percaya dan mempromosikan rekonsiliasi dengan memulihkan terputusnya jalur komunikasi antar-Korea,” kata kantor berita resmi Korea Central News Agency.

Foto: Presiden Moon Jae-in dan Pemimpin Tertinggi Korea Utara Kim Jong-un berjabat tangan dalam pertemuan puncak pertama mereka di desa gencatan senjata perbatasan Panmunjeom, 27 April 2018. (Joint Press Corps)

(Ag/Ag)

Share this post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *