Dari ‘Squid Game’ hingga BTS Melambungkan Budaya Korea Sepanjang 2021
Sepanjang pandemi tahun 2021, masyarakat dunia dihibur oleh budaya Korea. Mulai dari serial drama “Squid Game” dan “Hellbound” hingga superband BTS. Pengalaman ini memupuk optimisme di tahun yang baru.
“Squid Game,” sebuah serial drama Korea bergenre survival. Drama ini menjadi konten Netflix yang paling banyak ditonton sepanjang masa dengan lebih dari 1,65 miliar jam penayangan dalam empat minggu pertama, setelah dirilis pada bulan September 2021.
Baca Juga: BTS Langkahi Rekor Taylor Swift untuk Digital Song Sales versi Billboard
Dalam sembilan seri, penonton disajikan bagaimana para kontestan dalam permainan anak-anak bersaing untuk memenangkan hadiah uang 45,6 miliar won atau sekitar Rp552 miliar. Hanya ada 1 pemenang, sedangkan ratusan peserta lain mati dalam persaingan tersebut.
Popularitas “Squid Game” ditunjukkan di dunia nyata di mana kostum baju olahraga hijau dan topeng hitam seperti di dalam drama, menjadi hit yang dipakai saat Halloween di banyak negara. Di TikTok, banyak content creator membuat parodi seputar “Squid Game.”
Dan kemudian “Hellbound,” serial horor fantasi Korea Selatan baru dari Netflix, mengambil alih “Squid Game” sebagai acara TV yang paling banyak ditonton di platform streaming. Bahkan hanya dalam 1 hari sejak dirilis pada bulan lalu.
“Hellbound” mengisahkan tentang makhluk dunia lain yang mengutuk manusia masuk ke dalam neraka. Sepanjang enam episode, pentonton akan disuguhkan dengan visual menarik serta sebuah pesan mendalam mengenai manusia. Drama ini berhasil menjadi program TV paling populer selama 10 minggu tidak berturut-turut, hingga keluar dari daftar beberapa hari lalu.
Di industri K-pop, BTS melanjutkan tren pemecahan rekornya tahun ini berkat single berbahasa Inggris keduanya “Butter.” Lagu ini bertahan selama 10 minggu tidak berturut-turut di Billboard Hot 100.
Baca Juga: Sejarah, Squid Game Dapat Tiga Nominasi di Golden Globe 2022
Single lainnya tidak kalah fenomenal. Melalui “Permission to Dance” dan “My Universe,” sebuah single kolaborasi dengan band rock Inggris Coldplay, turut mendorong Septet ini meraih banyak penghargaan bergensi.
Mereka meraih empat penghargaan di Billboard Music Awards tahunan dan tiga di American Music Awards. Lalu masuk nominasi dalam kategori penampilan duo atau grup pop terbaik dari Grammy Awards untuk tahun kedua berturut-turut. Selama American Music Awards yang diadakan bulan lalu, khususnya, BTS menjadi artis Asia pertama yang memenangkan penghargaan tertinggi artis tahun ini.
Raksasa K-pop ini mengadakan empat konser yang terjual habis di SoFi Stadium di Los Angeles, di mana lebih dari 200.000 penggemar Amerika berkumpul selama empat malam antara 27 November hingga 1 Desember. Sekalipun pandemi COVID-19 masih merebak.
Budaya Korea yang Mengakar
Para ahli mengatakan keberhasilan fenomenal ini sekali lagi membuktikan bahwa budaya pop Korea kini telah mengakar kuat di pasar hiburan global. Yang selama ini didominasi oleh Amerika Serikat, hampir satu abad terakhir.
“Di masa lalu, Korean Wave hanyalah fenomena regional di beberapa negara Asia yang berbatasan secara geografis dan budaya,” Kim Young-dae, seorang kritikus musik, mengatakan dalam sebuah program radio.
“Tapi sekarang, itu adalah fenomena global yang terjadi tanpa pola tertentu dan di negara-negara yang tidak memiliki latar belakang budaya yang sama seperti Amerika Serikat, Kazakhstan, dan Indonesia.”
Tercatat total 13 album dari grup K-pop lainnya, seperti BLACKPINK, TWICE, Seventeen, Enhyphen, ITZY, NCT 127, Tomorrow X Together dan Monsta X, berhasil masuk ke chart album utama Billboard 200 dengan beberapa mencapai peringkat tinggi.
Tahun ini, Kim melanjutkan, pencapaian tersebut menunjukkan telah terjadi perubahan mendasar dalam persepsi Barat terhadap budaya Korea Selatan dalam beberapa tahun terakhir.
Baca Juga: Psy ‘Gangnam Style’, Rayakan Ulang Tahun Kariernya Ke-20
“Orang Barat jelas memiliki stereotip atau prasangka tentang orang Asia. Dan dari sudut pandang itu, mereka mengonsumsi konten asing di masa lalu. Mereka pikir konten asing itu menyenangkan tetapi sangat eksotis atau eksentrik,” katanya, sambil mengambil contoh pada hit global Psy tahun 2012 dengan “Gangnam Style.”
“Tetapi banyak hal telah berubah dalam tiga hingga empat tahun terakhir ke titik di mana grup idola K-pop dianggap sebagai standar estetika atau modernitas baru,” ungkap Kim.
Kang Yoo-jung, seorang profesor dari Universitas Kangnam Seoul, mengatakan bahwa pandemi mendorong pelaku hiburan Korea Selatan untuk cepat beradaptasi. Cara ini ternyata mampu menggeser dominasi Hollywoon di tengah besarnya arus permintaan akan hiburan melalui platform streaming.
“Hellbound” tidak perlu dibandingkan dengan keberhasilan “Squid Game.” Mungkin orang berpikir, “Squid Game’ adalah semacam kejutan hit seperti ‘Gangnam Style’ Psy. Tapi ketika kejadian-kejadian seperti itu terjadi berturut-turut, dengan munculnya “Hellbound” yang juga hit, maka mereka menjadi fenomena bersama,” jelas Kang.
Sumber: Yonhap
Foto: gizchina.com
(Ag/Ag)
Leave a Reply