Lewat Lagu, Eddy Suprapto Ingatkan Tragedi Semanggi

Bulan Mei adalah bulan kelam sekaligus tonggak sejarah dalam perjuangan demokrasi Indonesia. Di bulan ini, 25 tahun yang lalu Tragedi Semanggi meletus.

Tragedi Semanggi menunjuk kepada 2 kejadian protes masyarakat terhadap pelaksanaan dan agenda Sidang Istimewa MPR yang mengakibatkan tewasnya warga sipil. Kejadian pertama dikenal dengan Tragedi Semanggi I terjadi pada tanggal 11-13 November 1998, masa pemerintah transisi Indonesia, yang menyebabkan tewasnya 17 warga sipil.

Baca Juga: Cinta Belum Selesai: Lagu Berbahasa Indonesia – Korea, Ungkapan Hati Eddy Suprapto

Kejadian kedua dikenal dengan Tragedi Semanggi II terjadi pada 24 September 1999 yang menyebabkan tewasnya seorang mahasiswa dan 11 orang lainnya di seluruh Jakarta serta menyebabkan 217 korban luka-luka.

Eddy Suprapto, jurnalis dan aktivis, menolak lupa terhadap Tragedi Semanggi. Apalagi, pelaku sejarahnya saat ini menjadi elit politik. Mereka terus mencuci darah di tangah mereka dengan citra baru di hadapan kaum muda zaman ini.

Eddy ingin semua kalangan berhenti sejenak dari hiruk pikuk, termasuk kegiatan politik untuk merenungkan kembali Tragedi Semanggi melalui lagu ciptaannya. Bangsa yang besar selalu belajar dari sejarah. Jangan sampai sejarah kelam itu terulang kembali.

Baca Juga: Buku Kedua Marsekal Hadi Tjahjanto Karya Eddy Suprapto

Bunga Semanggi

Bulan Mei menyapa langkah

Teringat dikau yang pergi

Kala kau menggenggam tangan

Jalanan Thamrin membara sekam

Pekik reformasi menggema angkasa

Bunga semanggi darahnya tumpah

Terkulai di tanah semerbak nirwana

Di tanah ini kami berdiri

Di air ini kami berjanji

Di udara ini kami bermimpi

Di bukit ini kami bersaksi

Tiada sudah kawan kami

Tertembus peluru kaum fasis

Mereka hilang tanpa kubur

Kami kan mengingat Mei kelabu

Tegakkan merah putih abadi

Bunga semanggi darahnya tumpah

Terkulai di tanah semerbak nirwana

Di tanah ini kami berdiri

Di air ini kami berjanji

Di udara ini kami bermimpi

Di bukit ini kami bersaksi

Eddy mempersembahkan lagi ini untuk mereka yang tidak pernah kembali, gugur tanpa kubur. Kami akan mengingat Mei kelabu. Sebuah potret otoritarian.

Dia juga menambahkan hashtag #MenolakLupa #Reformasi98

Foto: hypeabis.id

(Ag/Ag)

Share this post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *