Agensi BLACKPINK dan (G)I-DLE Ikut Kecam Kasus Deepfake di Korsel

Kejahatan pornografi dengan teknologi deepfake marak dan membuat publik Korea Selatan gusar. Agensi BLACKPINK dan (G)I-DLE ikut buka suara soal ini.

Agensi turut bersuara karena deepfake meneror idol Kpop. YG Entertainment, agensi yang menaungi BLACKPINK hingga BabyMonster, menyatakan akan mengambil langkah hukum terhadap video deepfake dengan wajah idol mereka. Mereka juga memastikan tindakan hukum itu akan dilakukan secara tegas dan berkelanjutan.

Baca Juga: Praktik Pornografi Deepfake yang Meresahkan Korea Selatan

“Kami akan mengambil tindakan terus menerus dan tegas terhadap semua pelanggaran hukum yang terjadi terhadap hak artis kami,” ujar YG Entertainment, seperti diberitakan Korea JoongAng Daily pada Selasa, 3 September 2024. 

Agensi (G)I-DLE, Cube Entertainment, kemudian merilis pernyataan serupa. Cube menjelaskan saat ini pihaknya tengah mengumpulkan data terkait penggunaan wajah member girl group tersebut di video deepfake.

Cube Entertainment juga berjanji akan mengambil langkah hukum tegas. Sebab, video deepfake itu disebut merusak reputasi hingga berdampak pada mental para idol.

“Video deepfake jahat yang menyebar secara online sangat merusak reputasi artis kami dan berdampak kepada mental yang parah,” ujar Cube Entertainment.

Baca Juga: 25 Persen Artis K-Pop Jadi Korban Video Syur Deepfake

“Kami mengumpulkan semua data terkait serta akan mengambil tindakan hukum yang tegas tanpa keringanan,” lanjutnya.

Pernyataan itu mengikuti jejak sejumlah agensi yang telah terlebih dahulu menyatakan siap untuk memerangi kasus pornogafi dengan deepfake. Sikap berbagai agensi itu disuarakan setelah idol mereka ikut menjadi korban.

Beberapa agensi yang telah menyatakan sikap, yakni JYP Entertainment selaku agensi TWICE, ITZY, hingga NMIXX; ADOR selaku agensi NewJeans; hingga Woollim Entertainment yang merupakan agensi Kwon Eun-bi.

Kejahatan seksual menggunakan teknologi deepfake menjadi perbincangan di Korea Selatan. Korban kasus ini mulai dari kalangan remaja hingga tentara.

Kasus ini mencuat ke publik usai sejumlah chat room atau ruang obrolan di Telegram diduga membuat dan mendistribusikan materi pornografi deepfake.

Baca Juga: Belajar dari Pelecehan yang Dialami Karina aespa

Nama chat rooms terbagi berdasarkan lebih dari 100 nama universitas yang berada di Korsel. Salah satu ruang obrolan bahkan memiliki lebih dari 133 ribu anggota.

Media lokal memberitakan banyak korban deepfake pronografi ini orang-orang di bawah umur, seperti pelajar SMP dan SMA. Mereka juga mencatat korban berasal dari kalangan guru bahkan anggota militer.

Foto: koreajoongangdaily

(Ag/Ag)

Share this post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *