PTBA Gandeng BKSDA untuk Lestarikan Lebih Dari 80 Jenis Anggrek

Pembukaan hutan tropis di Sumatra Selatan untuk berbagai kepentingan dapat mengancam keanegaramaman vegetasi, termasuk anggrek. Ini menjadi perhatian PT Bukit Asam Tbk (PTBA).

Sejak 2019, PTBA telah bekerja sama dengan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatra Selatan untuk menjalankan program Rescue and Release Anggrek. Tujuannya ialah menjaga populasi dan genetik anggrek-anggrek ini dari ancaman kepunahan akibat maraknya perburuan liar dan bukaan lahan hutan tempat tumbuh bagi anggrek.

Baca Juga: PTBA Berangkatkan Ratusan Pemudik, Gratis

“Ketika kami membuka suatu area untuk pertambangan, flora-flora di area tersebut kami selamatkan terlebih dahulu. Termasuk berbagai jenis anggrek yang terdapat di area tersebut. Hal ini merupakan salah satu wujud praktik pertambangan terbaik (Good Mining Practice),” kata Amarudin, VP Pengelolaan Lingkungan dan Penunjang Tambang PT Bukit Asam Tbk (PTBA), yang tayang di laman PTBA pada Rabu, 9 April 2025.

Ada berbagai spesies anggrek yang dilestarikan, di antaranya anggrek bawang (Acriopsis lilifolia), anggrek ekor tupai (Rhynchostylis retusa), anggrek pensil (Luisia javanica), dan banyak yang lainnya. Indonesia yang memiliki hutan hujan tropis luas, memiliki banyak jenis anggrek endemik di dalamnya.  

Tak mudah untuk menemukan anggrek di hutan. Flora ini kerap berada di atas pohon yang tinggi dan berkamuflase dengan pohon tempatnya menempel untuk jenis anggrek epifit, dan menyerupai rumput untuk anggrek tanah. Misalnya anggrek pensil (Luisia javanica) yang menyerupai ranting pohon.

Baca Juga: PTBA Bawa Dua PROPER Emas Berkat Inovasi Sosial dan Lingkungan

Setelah diambil dari hutan, anggrek dibawa ke greenhouse penangkaran anggrek di pusat pembibitan (nursery park) PTBA. Bagian dalam greenhouse diberi kolam untuk menjaga kelembaban tempat tumbuh anggrek. Anggrek-anggrek ditanam di media papan pakis maupun tanah sesuai jenis anggrek. Setelah berhasil beradaptasi, anggrek dikembangbiakkan dengan kultur jaringan dan stek. Kemudian anggrek ditanam kembali (release) di hutan yang merupakan area reklamasi PTBA.

 “Bibit anggrek yang sudah dikembangbiakan kita release. Kita tanam di musim hujan supaya lembab, jadi mempercepat pertumbuhan akarnya. Sekitar 85 persen anggrek yang kita release berhasil tumbuh,” ujar Amarudin.

Sebagai informasi, penyelamatan anggrek yang dilaksanakan di area konsesi PTBA, yaitu di Muara Tiga Besar Utara, Mahayung, dan Banko Tengah, serta di luar area IUP PTBA seperti Pulau Panas, Tanjung Sakti, dan Segamit.

Baca Juga: Mitra Binaan PTBA Raup Cuan dari Ikan

Hingga saat ini, PTBA telah menyelamatkan lebih dari 80 jenis anggrek dan merilis 86 spesimen dari tiga jenis anggrek yang berbeda. Anggrek-anggrek itu dirilis di area reklamasi Muara Tiga Besar Selatan serta Tanjung Enim Zoo & Jogging Track.

Foto: isroi.com

(Ag/Ag)

Share this post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *